Rabu, 26 Februari 2014

Potret Eksistensi Gerakan Nativisasi di Pesisir Pantai Selatan Lumajang (Bagian 2)

Situs dan Tutur Sejarah

Selang sekitar seratusan meter dari gapura desa terdapat sebuah kompleks pekuburan yang telah berusia ratusan tahun namun kondisinya masih cukup baik dan terawat, kompleks makam ini merupakan pemakaman umum satu-satunya dan masih dipergunakan oleh warga hingga saat ini.
Tata bangunan pemakaman tersebut tak ubahnya makam-makam tua peninggalan belanda atau pekuburan cina pada umumnya namun yang terlihat berbeda dan mencolok adalah pintu gerbang makam yang secara tegas di pasang tanda salib, sebuah atribut resmi yang menunjukkannya sebagai pemakaman Kristen.

Makam tersebut memang lebih mirip sebuah situs yang mengabarkan juga sebuah fakta sejarah tentang tumbuh kembang terbentuknya masyarakat Kristen tunjungrejo, di dalam kompleks itu dimakamkan juga tokoh-tokoh setempat termasuk juga sang sesepuh pendiri desa tunjungrejo yang bernama Raden Seto Brontodiwirjo, seorang tokoh pemuka agama berasal dari komunitas Kristen mojowarno-mojokerto yang konon mendapatkan “restu” dari pemerintah belanda dalam kisaran tahun 1890-1900 untuk membuka sebuah desa baru atau mbabat alas hingga kemudian dari kepeloporannya bisa berdiri sebuah desa Kristen bernama tunjungrejo dengan segala pernak pernik keunikannya.

Dari penuturan mbah jono narasumber dadakan yang berhasil dikorek keterangannya, desa ini sudah berdiri selama empat generasi namun anak muda desa tunjungrejo tak pernah gagap dalam menceritakan tentang desa mereka dengan latar belakang kesejarahannya, hal ini dikarenakan dalam setiap momentum yang rutin diadakan setiap tahunnya seperti selamatan sedekah desa yang mereka namakan tradisi unduh-unduh maupun natalan selalu ada bagian atau babak khusus untuk menuturkan sejarah keberadaan desa mereka dari awal mula mbabat alas hingga saat ini, ada semacam surat (=serat) dari generasi tua kepada generasi muda berisi pesan untuk membangun desa dengan segenap potensi material dan spiritualnya, surat yang biasanya dilantunkan dalam bentuk tetembangan jawa tersebut merupakan tutur sejarah yang seolah memberi ruang bagi generasi muda untuk optimis membangun desa sebagaimana para pendahulu mereka sukses melakukannya.

Melalui media situs dan tutur sejarah yang senantiasa didekatkan kepada generasi muda maka meski tlah berlangsung selama empat generasi namun akar sejarah seolah takkan pernah mengering menjadi inspirasi bagi generasi sekarang agar bisa meneguhkan eksistensi mereka ditengah tantangan dan dinamika zaman.

Kristen-Jawa bernama Kristen Jawi Wetan

Memasuki tunjungrejo suasana alam pedesaan begitu terasa, desa yang berbatasan langsung dengan laut selatan ini dikenal subur dan memiliki sistem irigasi pertanian yang baik, karakteristik masyarakatnya yang agraris tampak dari cara penataan rumah dan lahan, bangunan rumah diposisikan tepat di tengah-tengah sementara lahan disekelilingnya difungsikan sebagai ladang atau tegalan untuk bercocok tanam  sayuran, buah buahan dan aneka ragam tanaman produktif lainnya. Karakter masyarakat jawa yang agraris menjadi ciri khas yang dengan mudah kita temui pada masyarakat kristen desa tunjungrejo.

Di pusat desa yang berdekatan dengan balai desa terdapat sebuah gereja yang merupakan satu-satunya gereja yang berdiri di desa kristen tersebut, dari nameboardnya gereja tersebut bernama GKJW (Greja Kristen Jawi Wetan) Pasamuwan Tunjungrejo berbadan hukum NO  53 TGL 27 6 932 STBL 372, gereja jawi wetan tersebut sudah berusia lebih seratus tahun, telah mengalami beberapa kali renovasi dengan mempertahankan bentuk aslinya hingga berwujud seperti sekarang ini.
Meskipun tidak bisa dinafikan keberadaan warisan belanda yang tampak dari arsitek gereja dan pemakaman namun penganut kristen jawi wetan senantiasa tampil “njawani” menurut cerita seorang teman nasrani yang pernah mengikuti perayaan paskah disana jamaah gereja atau umumnya disebut jemaat senantiasa hadir di gereja dengan mengenakan busana sehari-hari, para wanita kebanyakan berkebaya sedangkan laki-lakinya sebagian mengenakan pakaian adat jawa, sebagian lagi bersongkok bahkan mengenakan sarung sebagaimana yang biasa dikenakan warga muslim saat berjamaah ke masjid. Teman nasrani yang dibesarkan di alam perkotaan justru kurang bisa memahami ritual jemaat disana dikarenakan sebagian besar menggunakan bahasa jawa halus (kromo inggil) meskipun ada juga sebagian pengantar yang menggunakan bahasa indonesia.

Jangan pernah berharap akan mendengar suara piano dan aransemen modern lainnya pada setiap acara seperti natal, paskah atau ritual unduh unduh karena justru pada acara-acara tersebut yang dilantunkan adalah syair puji-pujian dalam tetembangan jawa diantaranya yang terkenal adalah langgam kidung pujian serat rasa sejati karya (kiai) paulus tosari pemimpin GKJW Mojowarno yang merupakan cikal bakal lahirnya GKJW di daerah-daerah lain di jawa timur.

Metode pengabaran injil oleh paulus tosari yang jejaknya diikuti oleh para penerusnya tidak hanya menggunakan wayang, tetapi juga menggunakan media aneka langgam jawa dalam bentuk asmaradana, kinanthi, pucung, pangkur, maskumambang, mijil, gambuh, dandanggula, megatruh, hingga sinom.

Sekilas googling mencari syair serat rasa sejati, diantaranya saya copy pastekan sebagai berikut :
 “Rasa sajati pinangkanipun saking Gusti Allah; tanpa rasa sajati manungsa boten leres wonten ngarsanipun Pangeran. Suraosing gesang ingkang nunggil kaliyan suraosing Gusti Allah punika kaurmatan lan pangabekti; saged langgeng wonteng ing pejah saha gesang, punapa malih begja utawi cilaka. Manungsa ingkang nampi dhawuhing Gusti Allah punika ingkang kanggenan rasa sajati; gadhah kamukten salabetipun nandhang nistha, saha kabegjan salebetipun nandhang sangsara, tindaking gesangipun boten miturut raosing hawa napsu.”

Dengan metode sedemikian pengabaran injil bisa lebih diterima komunitas jawa yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat lumajang walhasil berdasarkan data sebagaiamana blog release GKJW, misi Kristen jawi wetan yang berpusat di desa tunjung rejo bisa tersebar hingga ke daerah-daerah lain di pelosok lumajang yang kemudian membentuk cabang pelayanan misi atau disebut pepanthan, 7 buah pepanthan yang tersebar dibeberapa desa dan kecamatan di Kabupaten Lumajang antara lain Pepanthan Bades, Pepanthan Jatiroto, Pepanthan Sumberwuluh, Pepanthan Klakah, Pepanthan Randuagung, Pepanthan Dampar dan Pepanthan Pandanwangi.

Meski sebenarnya ada begitu banyak aliran dalam Kristen sebagaimana dinamika interaksi masyarakat tunjungrejo selanjutnya namun yang menarik di desa tunjungrejo tetap hanya ada satu gereja yakni greja jawi wetan, sebuah fakta eksistensi sebuah misi yang tak tergoyahkan…Wallahua’lam

Sebuah Potret Eksistensi Gerakan Nativisasi di Pesisir Pantai Selatan Lumajang

Suara gamelan terdengar sayup sayup sampai, di depan gapura desa kemacetan menyergap, petugas kamtib berpakaian hansip bersenjata pentungan dan peluit tampak ekstra sibuk mengatur lalu lalang kendaraan, konon ada  ritual sesaji  yang ditradisikan masyarakat desa itu dan terus dilestarikan turun temurun dari tahun ke tahun, walhasil niat untuk singgah batal karena khawatir terjebak dalam kemacetan sebagaimana umumnya terjadi pada event2 karnaval di desa, ruas jalan yang sempit tak sebanding dengan meluasnya animo warga yang senantiasa datang berduyun-duyun mengerumuni sebuah keramaian, saat itu saya lebih memilih meneruskan perjalanan ke timur dan menyimpan memori penasaran tentang sebuah desa yang menurut penuturan seorang teman “unik dan menarik”

Tempo hari kebetulan ada kesempatan menyinggahinya kembali, disela itulah saya mencoba mendapatkan “memori yang tertunda” tentang sisi menarik desa yang bernama tunjung rejo tersebut. Dalam sekilas gambaran saya tunjungrejo tak ubahnya tempursari sebuah wilayah yang berada di tapal perbatasan lumajang-malang selatan, tempat misi penginjilan dengan mayoritas penduduknya beragama nasrani, bedanya tunjungrejo bermasyarakat lebih homogen dengan akses jalan yang lebih mudah dibandingkan tempursari dengan jajaran bukit berbukit disepanjang pesisir pantai selatan. Kendati demikian keduanya adalah sebuah representasi sekaligus menjadi icon eksistensi misi zending yang terus menggeliat ditengah dinamika masyarakat lumajang yang majemuk.

Desa seribu gapura
Memasuki desa ini sebuah gapura berdiri anggun dengan ornament  apik yang dominan dengan warna biru, selintas gapura inilah sisi menarik sekaligus pembeda dengan desa-desa lain disekitarnya, beberapa puluh tahun silam gapura sebagai pembatas desa masih belum jadi trend, yang saat itu banyak kita temui  hanyalah  gapura sebagai tanda batas sebuah kecamatan atau kota, meski keberadaan gapura sebagai pembatas desa saat ini sudah jamak dan lumrah namun tetap saja gapura desa tunjungrejo tampak berbeda, lebih terlihat sebagai sebuah monument yang seolah ingin menebar kesan bagi  siapasaja yang melintas dan menatapnya.

Melintas terus keselatan disamping kanan dan kiri jalan berjajar pemukiman warga dengan ciri khas halaman luas berhias pagar tembok dengan sebuah gapura kecil bertuliskan angka 19 dan 45 disertai gambar salip putih masing-masing dibawahnya, bentuk pagar semacam ini yang oleh warga tempatan disebut gapuro kuingat dulu pernah jadi mode di desa-desa pada sekitar tahun 1980-an hanya saja karena rezim berkuasa saat itu sedang menggalakkan astung (asas tunggal) maka tak heran jika gambar penghiasnya adalah garuda pancasila dan tulisan bhinneka tunggal ika.
Kini gapura semacam ini sudah punah berganti dengan pagar-pagar tinggi dari tembok dan besi, namun di desa tunjungrejo justru berlaku sebaliknya apapun jenis dan bentuk bangunannya gapura salip menjadi atribut yang seolah tak tergantikan di sepanjang desa yang dihuni oleh sekitar dua ribuan warga ini, walhasil jika pagar semacam itu layak disebut gapura maka desa Kristen ini layak menyandang sebutan desa dengan seribu gapura salib.

Jika kita buka lembaran tarikh Kata gapura yang diadopsi dari bahasa arab ghafur atau gapuro dalam pengucapan lazimnya secara historis mempunyai arti yang penting bagi perkembangan agama Islam di Pulau Jawa. Konon kata gapura dipakai sejak periode dakwah walisongo, gapura digunakan untuk menyebut orang yang memasuki masjid, barang siapa yang melewati gerbang (gapura) masuk ke masjid (Demak) maka ia telah membuka jalan pertobatan untuk menghapus dosa-dosanya yang telah berlalu. Gapura (jalan pertaubatan) dilambangkan dengan sebuah gerbang yang pada episode selanjutnya diserap dalam perbendaharaan bahasa jawa menjadi gapuro yang juga dimaknakan gedhe pangapuro (sebesar-besar pengampunan).

Realitasnya penerapan kata gapuro justru menjadi bias dari asbabun nuzulnya, sebagai kritik pada perkembangannya kaum muslimin justru mengabaikan bahkan acuh tak acuh dengan keberadaan perlambang dakwah tersebut, justru kalangan nasrani sebagaimana tergambar dalam catatan perjalanan ini lebih “kreatif” karena telah berhasil mengolah pesan simbolik “gapuro” untuk kepentingan misi mereka, dalam terapannya mereka berhasil mengemas gapuro (besarnya pengampunan) lantas menyandingkannya dengan salib yang menjadi lambang penebusan dosa, sebuah paduan yang selaras untuk mensiarkan misi.

--- BERSAMBUNG---
(catatan perjalanan, ramadhan 1432H)








Jumat, 16 September 2011

Selamat Datang Masyumi Centre

“Pak Natsir itu siapa sih mas ?”, pertanyaan itu muncul dari seorang mahasiswa yang aktif di dunia pergerakan Islam. Dalam kesehariannya, ia fasih bercerita tentang Afghanistan dan Palestina, juga sangat familiar dengan nama-nama besar di dunia harakah Islamiyah seperti Hasan Al Banna, Sayyid Quthub, Taqiyuddin An Nabhani maupun Abul A’la Al Maududi. Tidak ada yang salah dengan familiaritas mahasiswa tersebut dengan para tokoh harakah Islamiyah tersebut, yang menjadi keprihatinan kita adalah kenapa sebagai kader dakwah di bumi Indonesia ia justru tidak mengenal orang tuanya sendiri. Kalau dengan Pak Natsir, tokoh yang sering dianggap sebagai representasi Islam Politik di Indonesia tidak mengenal, apalagi dengan kolega beliau seperti Prawoto Mangkusasmito, Mohammad Roem, Kasman Singodimejo, KH Isa Anshary dan para tokoh sezaman yang telah berhasil meletakkan pondasi dakwah di dunia politik dan kenegaraan.

M. Anis Matta, misalnya, sosok yang dikenal sebagai Tokoh PKS dan anggota DPR pun, ketika menulis artikel di Hidayatullah (oktober 2003) menyebut bahwa Generasi para pemikir dakwah (abad ini), seperti Al-Banna, Al-Maududi, Sayyid Quthub memfokuskan Generasi kedua seperti Muhammad Al Ghazali, Yusuf Qardhawi, Fathi Yakhan memfokuskan Lalu dikemanakan sosok Natsir, Prawoto, Roem dan bapak-bapak dakwah kita ? Padahal, ketika Dr. Imaduddin Abdul Rahim menjadi utusan Pak Natsir untuk menghadiri IIFSO Conference di tahun 1971 merasa surprised. Betapa tidak ia yang saat itu belum menjadi apa-apa dalam percaturan Islam Internasional, diperlakukan sangat istimewa ketika ia memperkenalkan diri sebagai utusan Pak Natsir. Ketika di Beirut ia dijamu oleh Amin Al Husaini (Presiden Muktamar Alam Islami) dan diajak beraudiensi selama 1 jam. Setelah itu dia diundang ke Pakistan dan diajak beraudiensi dengan Abul ‘A’la Al Maududi. Di Libanon ia disambut langsung oleh Fathi Yakan (tokoh Ikhwanul Muslimin Libanon).

Masyumi dan Persatuan Umat Islam
Sejarah telah mencatat bahwa kehadiran Masyumi pernah dapat merangkum semua eksponen Islam dalam satu gerakan yang kokoh dan rapi. Tercatat mulai dari Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Perikatan Umat Islam, Persatuan Umat Islam dan masih banyak organisasi Islam lain, merupakan anggota Masyumi. Oleh karena itu tak heran bila pada saat pendiriannya Masyumi mengeluarkan Maklumat pada tanggal 7 November 1945 yang berbunyi, “60 Miljoen Kaoem Moeslimin Indonesia Siap Berdjihad Fi Sabilillah” Bahkan KH. Hasyim Asy’ari saat itu memfatwakan bahwa “Masyumi adalah satu-satunya Partai Politik Islam yang sah”iii Fenomena tersebut, menjadikan Masyumi mempunyai pesona tersendiri di kalangan politisi Muslim saat ini, yang diharapkan selain “spirit persatuan ummatnya” nama besar Masyumi diharapkan dapat mendongkrak perolehan suara.

Salah satu teladan terbesar Masyumi adalah proses harmonisasi dari berbagai kutub pemikiran maupun gerakan Islam yang sebelumnya dikenal berseberangan. Masyumi dapat mempersandingkan antara Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama, yang menjadi simbol pertentangan antara paham “Wahabisme” dengan “Asy’ariah”, yang menolak dan mendukung madzhab. Di kalangan gerakan, ada kelompok Isa Anshari yang cenderung dengan konsep “Syura dan Jamaah”v dan kelompok Natsir yang cenderung pada “Demokrasi dan Kepartaian”.

Harmoni antar kutub ini terjadi bukan hanya berdasar kepentingan sesaat, seperti umunya fondasi koalisi dalam dunia politik. Akan tetapi lebih didasarkan pada realitas pentingnya persatuan Ummat Islam. Kegagalan mepertahankan “tujuh kata” dalam Piagam Jakarta, akibat keputusan yang terburu-buru dan tidak terkoordinir, menjadikan para tokoh Islam menyatukan barisan dalam perjuangan. Ungkapan Mr. Moh. Roem : “Menangisi susu yang sudah tumpah” ataupun M. Natsir : “Tanggal 17 Agustus 1945 kita mengucapkan hamdalah, Allhamdulillah menyambut lahirnya Republik sebagai anugerah Allah ! Tanggal 18 Agustus 1945 kita Istighfar mengucapkan Astaghfirullah karena hilangnya tujuh kata !”vi adalah ungkapan keprihatinan yang ditindaklanjuti langkah strategis penyatuan barisan. Oleh karena itu kelahiran Mayumi yang bercorak kesatuan bukanlah suatu kebetulan dalam sejarah (an historical accident) yang tidak dilatar belakangi kesadaran tetapi merupakan keharusan sejarah (an historical necessity).

Tokoh-tokoh sentral dalam Masyumi, juga merupakan faktor penyangga dari persatuan itu. Hamka dan Natsir adalah sosok yang saling melengkapi. Hamka adalah orang timur (hasil pendidikan tradisonal) yang memahami barat, sedangkan Natsir adalah orang barat (hasil pendidikan modern) yang memahami timur. Selain kelompok “reformis” seperti Natsir dan Roem ada juga Pak Soekiman yang mampu “ngemong” perilaku politik kelompok pesantren. Kepemimpinan di tubuh Masyumi juga bersifat kolektif. Posisi Natsir, Kasman Singodimejo, Moh. Roem, Syafrudin Prawiranegara, Burhanudin Harahap, Hamka, Isa Anshari, berada pada level yang sama, sehingga tidak ada figur dominan.
Meskipun akhirnya Masyumi juga ditinggalkan beberapa organ pendukungnya, namun ini lebih disebabkan faktor eksternal, yaitu godaan politik, seperti SI yang berubah kembali menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) karena adanya tawaran kabinet dari Amir Syarifudin, sedangkan Dewan Pimpinan Masyumi menolak. Sebagaimana NU yang merasa jengah dengan posisi hanya sebagai Majelis Syura dan satu-satunya jabatan yang dipercayakan hanya Menteri Agama. Akan tetapi, berpisah secara organisasi bukan berarti berpisah dalam tujuan, terbukti ketika Konstituante, sewaktu penentuan dasar negara apakah Pancasila atau Islam, semuanya tetap satu suara

Penutup
Sejarah panjang memutus “Catatan emas” sepak terjang Masyumi dalam perpolitikan negeri ini dilakukan sejak era Sukarno, ketika mencanangkan “Demokrasi Terpimpin” yang berniat menguburkan Partai-Partai. Kemudian datang Orde Baru yang datang dengan muka manis, membebaskan Tokoh-Tokoh Masyumi dari penjara (yang menemuai para tokoh tersebut adalah LB Moerdani). Merengek minta dibukakan pintu investasi dari negara-negara “sahabat Masyumi”. Namun ketika (atas lobby Pak. Natsir) investasi mulai dari negara-negara Timur Tengah dan Jepang, Natsir dkk kembali dikekang. Sehingga terjadilah “Keterputusan Sillaturrahmi Antar Generasi.” Sejarah Masyumi hanya menjadi obrolan nostalgia dari para pelakunya, kalangan PII dan GPI generasi tua dan orang-orang yang sejaman dengannya.
Ketika H. Agus Salim ditanya apa peranan beliau pada waktu pecahnya SI menjadi SI Merah dan SI Putih 1925-1926, beliau menjawab “We are as not interested in past. We are interested in the future”. Oleh karena itu kehadiran Masyumi Centre  bukan dimaksudkan untuk sekedar meromantisir masa lalu. Akan tetapi lebih merupakan usaha “self correction” bahwa keterpurukan ummat Islam saat ini mungkin disebabkan ketidakmampuan kita meneladani dan menyambung sejarah. Masyumi centre diharapkan mampu menyambung benang merah yang telah diputus paksa oleh sejarah menjadi sebuah jalinan rantai yang berkesinambungan, sehingga kita tidak selalu bermula dari titik nol di dunia dakwah.

Pustaka
Dr. Imaduddin Abdul Rahim, “Kesan-Kesan Terhadap Mohammad Natsir”, makalah dalam seminar Jejak Perjuangan Mohammad Natsir, Youth Islamic Studi Club Al-Azhar 16-19 Juli 1994, Jakarta.
M. Anis Matta, Mengubah Cara Kita Memikirkan Dakwah” artikel dalam Majalah Hidayatullah edisi Oktober 2003.
Dr. Taufik Abdullah, 1994, Natsir, “Seorang Guru Yang Perfeksionis Filosofis”, makalah dalam seminar Jejak Perjuangan Mohammad Natsir, Youth Islamic Studi Club Al-Azhar 16-19 Juli 1994, Jakarta.
Dr. Ysril Ihza Mahendra, Sambutan dalam Seminar Jejak Perjuangan Mohammad Natsir, Youth Islamic Studi Club Al-Azhar 16-19 Juli 1994, Jakarta.
Team Sabili, 2003, “Mohammad Natsir, Kiai Perdana Menteri” Artikel dalam Majalan Sabili Edisi Khusus, Sejarah Emas Muslim Indonesia, Oktober 2003.
M. Natsir, 1957, Capita Selecta II, (Dihimpun oleh D.P. Sati Aliman) Pustaka Pendis, Jakarta.
Wawancara Mawardi Noor dengan majalah Hidayatullah, edisi Maret 1998
Hussein Umar, 2003, Pengkhianatan Atas Islam, artikel dalam Majalah Sabili edisi khusus, November 2003
Syafi’i Ma’arif, Dr, 1996, Islam dan Politik, Teori Belah Bambu Masa Demokrasi Terpimpin, Gema Insani Press, Jakarta

Sumber : Tulisan Arif Wibowo / Team MC

Selasa, 13 September 2011

Komisi Pedang Mas galang dukungan di Facebook Perjuangkan Buya Hamka Sebagai Pahlawan Nasional


Komunitas Muslim Ideologis Penyambung Lidah Perjuangan Masyumi (Komisi Pedang Mas) yang merupakan kelanjutan gerak langkah Laskar Hijau yang berikthtiar untuk back to basic terus berkomitmen dalam upaya mengambil peran aktif pelurusan sejarah bangsa, salah satu wujudnya yaitu melalui penggalangan dukungan di Facebook dalam rangka memperjuangkan Buya Hamka (Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah) Sebagai Pahlawan Nasional.

Penggalangan dukungan dalam bentuk halaman khusus di facebook tersebut disukai lebih dari 45.000 facebooker, saat tulisan ini dibuat tercatat sekitar 45.513 orang yang menetapkan pilihan dukungan status Pahlawan Nasional kepada tokoh islam yang juga sastrawan legendaris tersebut.

Anda terinspirasi dengan sosok dan karya Buya Hamka? berikan dukungan anda dengan bergabung dengan halaman Facebook Saatnya Kita Perjuangkan Buya Hamka Sebagai Pahlawan Nasional.

Semoga Bermanfaat dan Salam Perjuangan...GO BUYA HAMKA GO PAHLAWAN NASIONAL !!!

Rabu, 23 Maret 2011

TeaBux satu lagi PTC Legit Instant Payment >> saatnya sruput dolar sambil menikmati secangkir teh

TeaBux sedang booming dan naik daun, meski termasuk PTC baru namun kehadirannya mampu menarik perhatian serta diperhitungkan oleh para kliker, style yang unik ditambah dukungan instant payment menjadikan PTC ini kian mantap merambah dunia Paid To Click dan menjadi primadona.
Teabux Detail :
    * Earn up to $0.02 per click
    * Earn up to $0.01 per referral click (50 % of click value)
    * Fast payments (Instantly)
    * Detailed statistics of your referral clicks
    * Payments via Alertpay or PayPal
    * Unlimited Maximum Direct Referral
    * Profesional Support

Bagi yang mau bergabung silahkan mendaftar di http://www.teabux.com atau bisa juga dengan klik DISINI atau klik banner teabux dibawah ini :


Berdasarkan pengalaman menjadi publisher ternyata situs teabux terbilang sangat ringan loadingnya, biasanya dalam sehari terdapat 4 iklan regular @ $ 0,01 dan beberapa iklan tambahan dengan nilai klik $ 0,001 - $ 0,005. Waktu reset klik pukul 00:00 waktu server atau Pukul 18:00 WIB.

Teabux dengan taglinenya yang menarik "earn money while enjoying a cup of tea" sejauh ini terbilang PTC yang legit dan banyak direkomendasikan untuk menambah pundi pundi dolar kita dari Program PTC. 
Saatnya kita sruput dolar sambil menikmati secangkir teh, sruput dolarnya sruput tehnya,,,,mangstab,,,Happy Clicking dan salam satoe djiwa

Kamis, 17 Maret 2011

eXoticbux New PTC $0.01 Instant payment for all members (with Payment Proof)

Satu lagi PTC instant payout yang terbukti legit dan beberapa kali membayar namanya eXoticbux, tidak perlu waktu lama untuk bisa cashout dari program PTC ini,,,,siapapun yang mendaftar dan melakukan klik iklan langsung bisa cashout sesudahnya karena terbukti PTC ini membayar secara instant semua member dengan minimum cashout hanya $ 0,01 yang berarti semua member bisa cashout dengan cepat,,,lagi dan lagi,,

Berikut Bukti Pembayaran untuk kesekian kalinya dari eXoticbux :


Daftar saja yuk cukup dengan klik url berikut ini : >> http://www.exoticbux.com

Atau melalui bisa juga dengan klik banner dibawah ini :



Semoga eXoticbux tetap menjadi Legit PTC Instan Payment sehingga pundi pundi dolar akan mengalir kepada sobat sobat online clicker semuanya,,,,salam semangat,,,,salam satoe djiwa

Rabu, 16 Maret 2011

Dolar gratis lagi dari input captcha di Captcha Trader

Sobat blogger satu lagi potensi pendapatan online yang unik tapi mengasyikkan dari aktifitas entry data yaitu dengan input captcha,,,,ya biasanya kita seringkali harus memasukkan captcha saat konfirmasi pendaftaran online termasuk juga adakalanya kita diminta mengetikkan captcha saat kirim pesan dan berkomentar di facebook. Kabar baiknya sekarang sudah ada situs legit yang membayar membernya khusus untuk menginputkan captcha yaitu situs Captcha Trader yang bisa kita akses di http://captchatrader.com atau klik banner berikut ini :



Cara Kerja dan Pembayaran Captcha Trader
Berikut sekilas cara kerjanya :
  • Daftar dulu DISINI , buka email yang digunakan saat mendaftar dan aktifasi pendaftaran dengan klik link konfirmasi yang terkirim ke email.
  • Silahkan Login, untuk mulai menginput captcha silahkan masuk ke menu Earn Credits tunggu sampai muncul captcha, dan ketik seperti yang kita lihat (case sensitive) setiap inputan yang benar dapat kredit 7 dan begitulah seterusnya kita bebas menginputkan captcha semampu kita dengan tetap menjaga akurasi agar dapat kredit maksimal.
  • Centang Audible Notification agar ada tanda alarm berbunyi setiap kali ada captcha yang siap kita inputkan.
  • Jika akumulasi input captcha sudah mencapai 10000 kredit kita sudah bisa menariknya (cash out) ke akun paypal kita (10000 captcha = $1) melalui menu Cash Out.
  • Klik menu Akun jika kita ingin merubah pengaturan akun seperti email, password dan email paypal kita.
Sekian sekilas posting tentang Captcha Trader, jika ada hal yang kurang jelas bisa kita diskusikan lebih lanjut diisini,,,,Selamat mencoba,,,tetap semangat dan salam satoe djiwa

Simak juga daftar bisnis online TOP hari ini :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms